Minggu, 22 Agustus 2010

Orang Kaya tidak Dilahirkan untuk menjadi TUKANG TALANG

Permasalahan utama tetep yang namanya uang.

***
Ini terjadi ketika saya memasuki masa sekolah menengah. Tiap memilih pengurus kelas selalu ada komentar seperti ini
"Pilih aja si anu, dia kan kaya. jadi bisa bayarin apa je keperluan kita"


sampe SMA juga begitu keadaannya, saya terbiasa melihat pemilihan pengurus mengandalkan apa yang dia miliki secara finansial bukan berdasarkan kemampuan. Malang sekali orang-orang miskin yang ada dalam lingkungan seperti ini, kapan mereka punya kesempatan.

Terus ketika saya kuliah, sepertinya hal semacam ini semakin akrab di telinga saya. Pernah dalam sebuah percakapan yang saya lupa dimana.

"Jangan sampe anak-anak tau kita lagi kesulitan uang......"
Kalimat itu ada lanjutannya tapi saya agak lupa, intinya masalah keuangan itu murni menjadi pikiran pengurus inti, anggota-anggota yang kecil nggak boleh tau biar nggak membebani. Awalnya saya hargai sekali niat yang sangat mulia ini, tapi belakangan saya mulai berpikir, malang sekali orang-orang teraniaya yang jadi pengurus inti, sampe masalah sefatal ini juga harus ditelan sendirian. Owke kalo anggota yang dimilikinya memiliki kepekaan yang tinggi, tapi kalo anggota yang dimikilinya memiliki kepekaan yang minim, pasti si pengurus cepet mati daah gara-gara diteror uang melulu. Kadang-kadang malah ada anggota yang nggak peduli organisasinya punya uang atau tidak, yang di otaknya mungkin cuma bagaimana caranya bisa dapet makan gratis di kegiatan organisasi (sumpaaah ini bener-bener ada sodara-sodara). Atau ada anggota yang masa bodo terus pergi seenaknya tanpa mikir tempat yang dia tinggalkan perlu dia untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan keuangan (yang tipe ini banyak banget).

Masalah lain, pernah saya ngobrol sama beberapa temen, topiknya kembali ke awal. Pilih pengurus yang kira-kira bisa menalangi kalo organisasi lagi cekak keuangan. Lalu dengan begitu suatu organisasi bisa berjalan dengan tenang tanpa harus mikirin uang. Saya rasa ini termasuk bentuk kemanjaan. Memang uang bisa melancarkan kehidupan organisasi, tapi tidak dengan shorcut seperti ini, lalu bagaimana dengan kualitas organisasi itu sendiri. Jika hal semacam ini terus dipertahankan, yang ada adalah pengurus organisasi sebagai tukang talang, bukan pencetus ide agar organisasi berjalan lebih kreatif.Gimana bisa berjuang, kalo ditalangin terus, tidak selamanya orang berduit mau menjadi tukang talang. Memangnya mereka kerbau dungu yang bisa disuap hany adengan selembaran SK atau sertifikat keanggotaan.

Kamis, 12 Agustus 2010

Silabus ITU PENTING...Bener Deh

Akhirnya tadi mengisi KRS di kampus..bersyukur punya PA yang sangat baik hati. Memberi bimbingan dan pencerahan sehingga otakku yang kadang plin-plan ini tau musti ngambil mata kuliah pilihan yang mana. Akhirnya diputuskan mengambil Farmasi Forensik dan Spesialite dan Alkes. FORENSIK. yap mencoba menjajal kembali bidang itu, meski nilai C untuk mata kuliah awal telah kudapatkan. Tapi memang ini harus kuambil. mencoba lagi.

tapi, kebingungan ini tentunya akan berlanjut semester depan, jika silabus kurikulum baru belum di tangan saya. Padahal ini penting sekali. T.T

Jumat, 06 Agustus 2010

Hanya harapan

Ada air mata lagi. 
Ada banyak hal yang seharusnya kita selesaikan, sebelum memutuskan untuk saling menutup buku. Mungkin aku terlihat terlalu mendramatisir keadaan, tapi keadaannya memang secara nyata demikian. Aku hanya ingin satu waktu menceritakan semuanya, bukan waktu untuk bercakap di telepon tapi waktu untuk bercakap secara langsung. Membiacarakan semuanya di hadapanmu. Ada banyak hal yang ingin kusampaikan, meski di bawah matahari yang begitu terik ataupun derasnya hujan. Aku sama sekali tidak peduli, aku hanya ingin bercerita semuanya, Tentang perasaanku selama berada di sisimu, entah itu sebagai sahabat terbaikmu atau bahkan orang yang paling kamu hindari. 

Kesalahanku adalah tidak berani menegaskan apa yang kumau. Kupikir dengan itu kita menjalani sesuatu dengan tanpa beban, tapi ternyata aku salah.Akhirnya aku akan berada dalam berpuluh-puluh episode cemas ketika kamu mulai menghilang. Bukan salahmu, karena kita bukan apa-apa. Kamu bukan siapa-siapa yang mengharukan aku untuk tau kamu sedang apa dan sedang berada dimana. Aku bukan seseorang yang berhak untuk menguntitmu. Namun, berkali-kali aku sudah berterus terang, aku tidak mau kamu menghilang lagi lalu muncul kemudian seperti tidak ada apa-apa sebelumnya. Itu hanya akan menambah luka yang sudah terlanjur menganga karena perasaan ditelantarkan *owke saya memang sangat mendramatisir. 

***
Ketika aku merasakan hujan yang sejuk dalam perjalananku, aku mendiskusikanmu bersama hujan. Masih sebesar apa rasa cintaku padamu, apakah sama seperti dahulu, apak mulai terkikis seperti hujan mengikis jalan yang kupijak dengan perlahan. Dalam hujan gerimis yang membasahi tanah kering ini perlahan, aku mencari aromamu untuk mengobati rindu yang tak ingin kusampaikan padamu, rindu yang tertahan. Rindu yang harus kusimpan karena aku masih tersesat dalam hutan yang kamu ciptakan untukku, sementara aku menciptakan tanah lapang untukmu, tanah yang dengan mudah bisa kau jelajahi dan paham betul isinya. Sementara aku, aku harus menemui banyak persimpangan di hutanmu. Seperti inikah persembahanmu untukku?

Aku tidak sedang meromantiskan perjalananku denganmu. Tapi aku merasa sangat tidak mengenalamu. Aku terima-terima saja ketika kamu katakan kita dekat. Namun akU tetap merasa asing, bahwa aku sama sekali tidak pernah bisa memahamimu. Yang ingin kukatakan padamu ..

"Bisakah kita bersikap dari nol lagi. Jika kita akhirnya bertemu kembali, berpura-puralah untuk tidak mengenalku. Aku ingin menghapus semuanya tentangmu, lalu hanya menunggu sesuatu mempertemukan kita lagi, dan memulai untuk saling bertanya siapa nama masing-masing."

Selasa, 03 Agustus 2010

Rindu Masa Kecil

Tadi sepulang main-main nggak jelas sama kawan lama, di ruang tamu tergeletak foto album.

Waah ternyata ini album masa kecilku, ketika aku baru lahir sampe aku harus siap-siap meninggalkan tempat kelahiran menuju Pulau Dewata tercinta, yup aku lahir di luar Bali, Bengkulu.

Rasanya aku ingin kembali ke masa kecil.

Menyenangkan rasanya menjadi anak kecil yang tidak harus memikirkan besok mau ngapain, apakah besok temanku akan menyakitiku atau tidak, apakah temanku yang egois masih seperti itu atau tidak, atau apakah besok ada kuis dari dosen atau tidak. Masa kecil, masa ketika mengikuti hidup dengan alami.

Tentang Hubungan yang Menggantung

Ini lanjutan dari fase Romantis Tragis.




Setelah sekian lama menjadi orang yang tidak beruntung karena terlalu pendiam, akhirnya ketika SMP aku punya sahabat cewek. Rasanya menyenangkan bisa berbagi sama dia, tapi yaah namanya juga anak SMP apa sih sensasi emosional yang bisa dibagi kala itu, jadi semuanya berlalu begitu saja *aku nggak pernah bilang sama dia aku pernah naksir temen sekelas kita kala itu, sampe sekarang. hahaha biarlah itu menjadi rahasia kecil yang nggak penting.

Senin, 02 Agustus 2010

Romantis Tragis

Ini kusebut sebagai fase romantis tragis di dalam hidupku.


Aku sering jatuh cinta tiba-tiba pada orang yang terduga, tapi akan ada kesempatan untuk orang yang sangat spesial untuk menduduki ruang perasaanku bertahun-tahun lamanya. Aku menyadari itu, ketika aku mulai jatuh cinta untuk pertama kalinya di bangku SMP. Sebut saja dia Dwi, perasaan yang lebih itu bertahan hingga aku duduk di bangku SMA, meski tak pernah kuungkapkan tapi aku cukup senang. maksud cukup disini di luar perasaan kecewa karena dia hanya menganggap aku teman biasa dan lebih memilih temanku ketimbang aku yang selalu peduli dengannya *owke, dulu saya perhitungan sekali dengan jasa.

Minggu, 25 Juli 2010

bosaaaaan

Hari ini hujan memberikan semuanya. Sejuk yang ingin kurasakan di tengah ramai tawa teman-teman.

Tetap saja yang datang ke acara ini bisa kuhitung dengan mudah. Tidak banyak.

Akan selalu ada yang kulihat seperti pemandangan tadi, kupikir, heeey kurasa kita memang sudah terlahir kompleks dan tidak mungkin bisa berubah. Sejauh apapun kita berusaha, akan tetap ada ranting-ranting patah di dekat ranting yang mengijau dan kokoh.

Ada pemandangan yang menyebalkan, menyenangkan, dan sangat membosankan itulah yang terjadi tadi. Seperti hujan yang tiba-tiba turun, aku ingin bermain saja. Di bawah hujan menikmati sejuknya, seperti sejuk yang sudah sangat lama kudambakan. Seperti nyanyian-nyanyian usang yang sudah lama pergi di antara aku dan dia yang tak bisa kuraih lagi sebagai teman yang dulu.

Rasanya aku hanya akan bergelung dengan kebosananku sendiri.

Jumat, 23 Juli 2010

Tentang Pillow Talk -lagi-

Bercerita tentang pillow talk, khususnya tentang Emi dan Jo padamu seperti menceritakan perasaanku.

Ada kehati-hatian yang akhirnya membuatku malas melanjutkan cerita. Kamu cuma tanya
"Memangnya gimana rasanya saling mencintai tapi nggak memiliki?"

Seharusnya buku itu tidak pernah ada di tumpukan teratas di mejaku. Seharusnya buku itu kusimpan saja.

Tapi akhirnya aku berpikir, aku ini konyol.

Rasanya aku akan memilih untuk menjadi Emi versi lain, Emi yang akhirnya tidak akan pernah kembali pada JO. Emi yang akhirnya memutuskan berhenti menunggu.

Senin, 19 Juli 2010

Morning Activity

Hari ini aku bangun tepat pukul delapan pagi. Termasuk ketegori males, apalgi kalo emak tercinta ada di sini. Yaah, tapi aku lagi di  kostan, jadi bebas-bebas aja, cuma konsekuensinya aku yang nanggung sendiri. Waktu jadi terasa lebih singkat.

Hal pertama yang kulakukan ketika bangun pagi adalah ngidupin tipi. Yeaah, pertama pasti acara berita favorit. Beritanya tentang pelelangan kawasan bersejarah yang ada patung jendral sudirman, ternyata masalahnya lumayan runyam. Menyangkut hak milik lahan yang belum juga diselesaikan sama Pemda daerah setempat. Setelah itu pindah channel lagi, nonton kartun kesayangan. Posisi tetep masih di tempat tidur.

Minggu, 18 Juli 2010

Shocks



Aaah iseng-iseng nyari film-film korea ketemu film yang judulnya 10 Promises For My Dog


Film ini sukses bikin aku nangis, dan tentunya aku menyebarkan kecengengan itu kepada teman-teman yang saya sumbangi film ini. Hahaha.


Nonton film ini saya jadi pengen punya anjing, tapiii errrrrh mikir-mikir dulu kali ya.



Tuuh, ngeliat si anjing di poster ini nih bikin gemes. Seperti cerita pelem yang menampilkan anjing pada umumnya, endingnya si anjing pasti Mati. 

Ceritanya, si AkARI nih kesepian banget di rumahnya selama maminya di rawat di rumah sakit. Eh tiba-tiba ada anjing nyasar ke rumahnya, dan dia punya niat mulia untuk memelihara anjing itu padahal si Bapak takut anjing*errr ga penting sih. Akari ngebawa anjing itu ke rumah sakit tempat ibunya dirawat, dan di taman rumah sakit ibunya bilang kalo ada 10 perjanjian dengan anjing yang harus diikutin sama Akari ketika memelihara anjing, sebelumnya mereka ngasi nama anjing itu dengan nama Shocks. 10 perjanjian itu dilukis sama ibuny Akari dan akhirnya menjadi kado ulang tahun Akari. Laluuuu ibunya Akari meninggal dan Akari hanya tinggal sama si Bapak dan anjingnya Shock. Waktu pun berlalu, Akari pun tumbuh dewasa dan punya prioritas lain. Lambat laun si Shocks mulai ditinggalkan karena Akari mau menuntut ilmu. Jadilah bapaknya yang akhirnya akrab sama Shocks yang diberi kepercayaan merawat. 10 tahun berlalu, sesuai di buku perjanjian, Shocks mulai melemaah dan itu menyadarkan Akari tentang buku perjanjian itu. Endingnya, yaaa apalagi kalo bukan kematian Shocks, tapi ada sisipan pernikahan Akari sama temen masa kecilnya.
 Ini si Akari sama si Socks yang udah tua. 

Ini Akari sama mamaknya dan tentunya Shocks


Akari sama Shocks di halaman belakang rumahnya.:)

Pelem ini kutonton ulang di sela-sela istirahat Musyawarah Kerja Akademika alias Musker. Dan ternyata ada seorang adik kelas yang nangis nonton ini. Katanya "Jadi inget anjing di rumah," samabil ngelap air matanya pake tissue, dan temennya malah ketawa ngeliat anak ini nangis. 

pillow talk

Aku beli novel baru lagi, judulnya PILLOW TALK, Setiap Hati Punya Rahasia karya Christian Simamora .Ini dia covernya...

http://www.bookoopedia.com/images/products/125-10-30799.jpg

Lagi-lagi tertarik buat bei gara-gara susunan kalimat di cover belakang. Isinya lagi-lagi menggambarkan keadaanku. DI LUAR ADEGAN SEX YANG KERAP KALI MEWARNAI JALANNYA CERITA. Jadi kalimat di buku itu adalah....

"Kami bersahabat sejak kecil. Tepatnya, kalau ada kata lain untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui 'sahabat', maka begitulah kami. Berbagi cerita, berbagi rahasia. Bahkan, tanpa disadari, kami pun membagi cinta. Tapi, apakah kau tahu, rasanya saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki?  Percayalah, ini lebih buruk dari sekadar patah hati. Ini bukan kisah cinta yang ingin kau alami."

Tentang Dia

Aku teringat novel yang sudah kubaca seminggu yang lalu. Judulnya Dia, karya Nonier alias Noni Eko Rahayu. Kalimat yang menarikku untuk membeli novel itu adalah rangkaian kalimat di cover belakang. Nih aku bagi deeeh..


"Kadang kita mencintai seseorang begitu rupa sampai tidak menyisakan tempat bagi yang lain. Membuat kita lupa untuk sekadar bertanya, inikah sebenarnya cinta?"

Ini dia cover bukunya....:

Ceritanya sih simpel, tapi bikin terharu. Di dalam buku ini ada tokoh Denia yang cinta setengah mati sama Janu, temen masa kecil yang diajak tumbuh bersama, yaaah pokoknya mereka selalu bareng2 deh. Seperti biasa di Denia yang sering dipanggil Denok sama si Janu nggak pernah bilang kalo dia suka sama Janu, jadilah si Janu santai-santai aja ngasi tau Denia kalo dia mau tunangan sama cewek namanya Sasa yang notabene adalah seorang model. Patah hati deh si Denok ini, tapi dia tetep dateng ke acara tunangannya Janu gara-gara Bude-nya. Di kereta dia ketemu cowok dingin yang ternyata adalah Saka, orang nemuin foto Denok lagi nahan tangis di acara pertunangannya Janu, dari gambaran di novel sepertinya foto itu menyedihkan, paling tidak itu pasti menggambarkan sakit hati seorang cewek yang ditinggal tunangan. Saka jadi orang yang sangat menyebalkan bagi Denia, tapi Saka juga yang merupakan kunci sehingga Janu tau kalo Denia suka sama dia. Pertunangan Janu sama Sasa berantakan, Sasa dan saudarinya nyalahin Denia, tapi Janu malah baru sadar kalo dia juga punya perasaan yang sama dengan Denia, sedangkan Saka meski cuek ternyata dia peduli sama Denia dan nyimpen rasa. ...Pokoknya buku ini nggak ngebosenin, bikin kita nggak mau ada jeda sebelum menamatkannya.



Sabtu, 17 Juli 2010

masalah hati

Edisi patah hati...

huwaaaaa.....T.T

nggak tau deh kenapa saya jadi labil kaya gini. Apakah ada hubungannya sama hari-hari menjelang HAID, tapi nggak biasanya seemosional ini.
mood swing..

Aaah ini gara2 si abang matiin hapenya ato apalah itu namanya yang jelas sms saya nggak nyampe2.
padahal lagi perlu banget dia buat ngobrol atau sekedar mendengar suaranya yang udah lama banget nggak terdengar...


aku pengen bilang ini ke dia.

"Aku mencoba untuk menjadi yang terbaik untukmu, meski hanya sebagai teman, meski aku dihantui bersalahku karena memiliki perasaan lebih."

di sela-sela ngetik ini sms-ku nyamp, setelah 6 jam menunggu,.,eerrrgh.*sigh

dan hatiku yang patah ini menjadi utuh kembali *lebaaaay.




Ayeeeey..utuh kembali. Semoga kamu baik-baik aja deh kawan.



*gambar diambil dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvF49n6CD1VDDXZkNKRUwH1ZBqvhFZVZllKfAoVUwZ032rQsWWCTmKcGgvnzlsYhWxEuURUgtEVMaZXWw4xs3Ug8TNdSKK5ZS8nE8IWtv5pvziCaxOrxrqpw7eFySZzggZUceMSDM0Z9uE/s320/Broken_Heart.jpg    dan http://4.bp.blogspot.com/_we4TV9xcuKA/SZY20y6sD0I/AAAAAAAAAo0/F3_3c9n_u90/s400/Happy-Valentine-day-01.jpg

BAD MOOD

Aku cuman ngetik sms yang intinya "Biskuitmu udah bisa kamu ambil. Akhirnya aku balik ke kost"
Dan pending..

errrrgh.

Aku tau aku mUngkin keseringan gangguin kamu. Nggak ngerti deh, mungkin aku sahabat yang menyebalkan. Suka gangguin orang ketika lagi sibuk, eeeh tapi itu kan kamu yang nyuruh. :( 
Katamu "Kalo aku ngelakuin seperti yang kamu lakuin mungkin kita nggak akan pernah deket"
Hags, iya juga tapi keseringan aku kan yang akhirnya kena getahnya. Aku mungkin terlalu banyak menuntut. 

***

Tadi ke kampus, ada 3 rapat. 
*errrg rapaaaat aja kerjaan gw. *sigh

Jumat, 16 Juli 2010

mendewasa part 3

Baru saja memenangkan kawan yang terpuruk karena nilainya. Lagi-lagi masalah nilai seperti di kisah 1 dan kisah 2.



Saatnya mengingat kembali apa yang sering saya katakan pada diri saya sendiri ketika saya gagal "Kamu cuma belajar 100 halaman, maka pengetahuanmu mungkin tidak akan lebih dari 100 halaman, malah bisa kurang karena pengaruh lupa, jadi dengan 100 halaman itu kamu akan menghadapi ujian, jadi hasilnya pun akan tidak jauh2 dari 100 halaman, keculai kamuj sangat tidak beruntung. Kalau kamu belajarnya 100 halaman, nggak mungkin akan dapet nilai sejumlah 101 halaman." intinya seberapa kamu menanam segitula yang kamu petik. Ini hanya hukum karma phala yang kata-katanya dimodifikasi.

Selasa, 06 Juli 2010

mendewasa part 2

ini sambungan
silahkan dibaca episode sebelumnya di kisah 1

***
Tekanan psikologis macam pandangan orang perihal IPK sering banget nih menggoyahkan pikiran. Dimana-mana yang penting penilaian orang terhdap kita, gitu sih bahasanya. Tapi sebenarnya ini menyangkut beraninya kit adalam melawan arus. Misalnya dengan perumpamaan yang dijelaskan oleh Kajur saya, mengenai orang-orang yang tricky..yaaah istilahnya melakukan apapun biar transkrip nilai minimal cuma ada huruf B. Tapi sebenarnya yang penting kan bagaimana proses kita mendapatkan nilai B. Sebenarnya kita paham nggak sih sama materi kuliah yang disampein, sebenarnya kita bisa nggak sih mempertanggungjawabkan apa yang udah kita terima selama ini. Oke memang label penting, tapi akan menjadi bumerang ketika label yang diberikan orang kepada kita tidak seperti kenyataannya. Bisa saja orang yang awalnya ,mencap kita baik akan berbalik menghina kita karena kita mengadakan penipuan terhadap diri kita sendiri dan tentu saja berimbas kepada orang lain.

Senin, 05 Juli 2010

mendewasa part 1



Tanggal 2-4 Juli saya melewati masa yang disebut Musyawarah Kerja Anggota Persma Akademika Universitas Udayana.




Ini adalah saat terpenting dalam hidup saya. Musker membuat pola pikir saya berubah. Meskipun hanya tiga hari, waktu yang singkat. Hal yang bisa kudapat dari musker adalah, bagaimana mengayomi seorang adik, dan bagaimana berpikir realistis.

Saya mengikuti Musker dengan berbagai tekanan, mulai dari rasa bersalah yang sangat besar karena merasa tidak becus menjadi PJS KU/PU. Bagaimana pun, akademika menjadi sensasional ketika Sekum mengundurkan diri 2 hari menjelang Musker, LUCU. Dan malamnya disambung dengan sms seorang adik yang juga menyatakan mundur. Semua bermula dari gembok karatan yang dibuka dengan paksa oleh seorang pimpinan yang terlebih dahulu. Dengar-dengar dari alumni, ini adalah kali pertama seorang PU mengundurkan diri dari jabatannya, dan yang lebih spektakuler 12 hari sebelum Musker berlangsung.

Selasa, 29 Juni 2010

"Lagi-lagi kamu menghilang"

hari ini gila. tumben ngerasain yang namanya dorong motor sejauh lebih dari 500 km karena ban bocor. ini gara-gara paku yang nggak sengaja kelindes di tengah jalan. jaaah, jadinya olahraga siang-siang deh.

ini konyol hari ini...
tapi menyenangkan karena bertemu anak-anak Aka yang membuat tertawa.

***

Senin, 28 Juni 2010

"aku berhitung, karena kamu bukan lagi teman"

Umurku 16 tahun. Mengenalmu 2 tahun lalu karena kita jadi satu kelas. Berteman denganmu karena tak terduga. Menjadi terlihat dekat denganmu juga tidak terduga. Lalu 2 tahun itu apa yang sudah kudapat?

"teman tak berkawan"

"weee..saya bosan kalo kamu telepon terus, cuma untuk menanyakan apakah jawabanmu benar atau salah. Saya nggak suka kalo kamu udah mulai ngomong keras2 tentang hal yang kamu ketahui,padahal saya nggak nanya kamu."

Saya pengen bilang ini ke temen saya itu. Iya dia temen, dan dengan bodohnya saya memasukan dia dalam kategori best friend. 
Bestfried macam apa yang gw miliki, MACAM DIA. Nooooo, penolakan besar dalam hati saya kalo dia masih saya sebut bestfriend.

Secara teori KAMU lebih pinter dari saya, nilai yang tertulis juga gitu *dan ini tidak bermaksud iri. Harusnya saya donk yang selalu panik ketika ujian, bukan kamu. Kamu selalu terlihat lebih siap dari kita, so jangan bikin kita jadi takut duluan sama ujian dengan bayangan2 kamu tentang soal yang nggak bisa KAMU jawab. Garis besar "KAMU" 



Jumat, 04 Juni 2010

masih mencintaimu "may be.

aku menulis apa yang kurasakan. aku begini, aku begitu, itu aku. aku tidak punya orang di hatiku. mungkin aku memasukkan terlalu banyak orang, atau memang pada dasarnya aku tidak punya siapa2.  seperti yang kutuliskan 30 menit yang lalu, bahwa aku hanya ingin melihatmu menggandeng wanita lain, di tengah keramaian, aku melihatmu dengan tertegun kemudian menangis dalam diam

Rabu, 19 Mei 2010

ada-ada aja

"Ini sampah siapa?"
"Bukan aku yang makan disitu tadi"


Dalam hati sempat berpikir seperti ini ketika akhirnya tanganku mengambil sampah di depan tempat dudukku,

"Eeeh...tolong dong bantuin, aku nggak bisa jalan nih. Keseleo," misalanya si X tadi minta tolong gtu sama saya...aaah kan gampang jawabnya "Lho, kan bukan aku yang bikin kamu keseleo."

Ini dah pribadi2 orang yang musti dimasukin kantong sampah. Lalu kalo bukan kamu yang nyampah (bikin sampah) di tempat yang kamu perlukan dan di tempat kamu setia hari ada untuk menimba ilmu, apa kamu juga tidak berkewajiban untuk membuang sampah yang ada DI DEPAN MATA KAMU!!

Jika yang tadi di depan mata bukan sampah, tapi benda berharga??

Minggu, 16 Mei 2010

THOMAS CUP

kemarin ketika nonton UBER CUP antara Korea vs Cina, hati sudah yakin kalo yang bakalan menang adalah juara bertahan alias CINA. Ternyata keyakinan saya jauuuh, yang menang adalah KOREA, iyaps, CIna si juara bertahan berhasil dikalahkan sama KOREA, yang akhirnya membawa pulang piala UBER pertama kalinya ke negeri gingseng tersebut.

Hari ini final piala THOMAS, Indonesia vs Cina, logikanya adalah Cina nggak mungkin mau kehilangan piala lagi. Tapi banyak jempol untuk pemain Indonesia, jarang-jarang liad pertandingan 3 set dari seorang Simon Santoso, nah kalo Taufik hidayat yang ketemu sama Lindan sih, udah sering banget 3 set...yaaah pokoknya tetep semangat aja TIM BULUTANGKIS INDONESIA, jadi runner up dulu deh, lain waktu harus banyak berlatih dan menumbuhkan juwa sportif dan pantang menyerah...

INDONESIA...prok..prok.,prok,,INDONESIA...

rasa

http://www.facebook.com/note.php?note_id=325612933694

aku mencintainya di tempat itu...

aku ingat kamu dan mereka

di tempat itulah aku menemukanmu. asyik dengan duniamu, seperti anak kecil yang mengorek-ngorek selokan.

aku jatuh hati padamu ketika pertama bertemu, ketika bulan-bulan pertama kebersamaan kita. lalu aku mengenalmu lebih jauh seperti tidak ingin melepaskan kebersamaan ini, kupikir ini hanya obsesi. Kupikir semuanya akan berjalan seperti kehidupan remaja pada umumnya. Ternyata aku merasa lebih tua.

Lebih tua dari yang seharusnya, itu yang orang sering bilang padaku. Aaaah kupikir terlalu dini bila bicara cinta. tapiii aku SANGAT CINTA KALIAN kawan-kawan. :)

minggu sore...

awalnya memang bosen banget diem di kost sendiri...aaah apa sih yang musti gw lakuin buat ngisi hari Minggu..
sudah pasti yang ada hubungannya sama buku kuliah disingkirkan dulu, dipaksa juga nggak mau masuk. jadi akhirnya saya putuskan untuk ganti template blog...hehehe


ganti template blog udah kaya milih orang buat jadi pacar. lamanyaaa..hehehe semuanya kerasa nggak oke. yaah jatuhlah pilihan pada tampilan blog yang ada kasetnya ini..


eniweeei saya belum nyentuk tugas Biokimia yang adddduuuuh males banget saya kerjain..:(

EEEH ada THOMAS cup yang cukup menarik untuk ditonton, walopun suka pindah-pindah chanel sih...tapi pokoknya hari ini mau belajar tanpa dia...mau belajar untuk nggak memulai duluan..heheheh

Sabtu, 15 Mei 2010

sebuah tanya untukmu

episode 1.

Ini tentang banyak pertanyaan pada diriku seperti pasir yang ada di pantai, banyak.Adakah alasan untuk memilihku untuk tahu semua yang tidak ingin kuketahui?


Aku tidak pernah berpikir atau meminta ini sebelumnya, kupikir aku hanya teman berbagi biasa yang mungkin kadang hanya berceloteh asal. Lalu kamu bercerita tentang semuanya yang sama sekali sangat jauh dariku. Hey, aku ini siapa sih menurutmu.




Jumat, 19 Februari 2010

gadis kecil dengan notebook pink

Anak itu masih duduk di bangku sekolah dasar, terlihat jelas dari seragam pramuka yang digunakannya. Saat ak datang ke rumah makan itu, tempatnya masih sepi meski waktu sudah menunjukkan pukul 12.15 waktu orang-orang istirahat makan siang.

Anak itu berkacamata yang lumayan tebal, mengetik dengan cepat dengan notebook warna pink yang tidak henti ditatapnya. Aku menatapnya diam-diam, kukira anak itu sedang mengerakan tugas atau sesuatu yang berhubungan dengan microsoft word, tetapi sepertinya aku salah. Anak itu semangan sekali menekan-nekan tombol keyboard, disertai seloroh seloroh yang terasa lucu mengingat dia sendirian di bangku itu. Kemudian dia berdiri mencari stop kontak, rupanya cadangan energi di notebooknya sudah mulai habis. Setelah itu dia membelakangiku, dan terlihat apa yang sedang dilakukan dengan layar notebooknya.Situs jejaring sosial yang sedang ngetrend di kalangan remaja dan marak diberitakan di televisi karena tindakan kurang baik dari penggunanya, FACEBOOK. Benar, anak itu asyik dengan akun facebooknya, terkadang tersenyum sendiri, tertawa, malah terkesan marah-marah dan menggerutu.


Anak itu hanya sendirian. Tidak ada yang salah, hanya saja aku rikuh. Rasanya anak itu belum saatnya terhanyut dalam arus facebook, tanpa ada orang tua di sisinya. Aku ingat kemarin menyaksikan acara televisi, ada Kak Seto disana. Acara itu berpesan bahwa orang tua senantiasa memantau apa yang dilakukan anaknya, termasuk ketika asyik dengan jejaring sosial bernama Facebook. Mungkin aku hanya terlalu cepat mengambil kesimpukan, mungkin saja anak itu tadi besama orang tuanya, mungkin saja orang tuanya juga punya akun facebook untuk memantau anaknya, mungkin saja anak itu tidak BODOH sehingga tidak terjebak dalam permainan yang mulai kriminal.

Semoga saja anak itu baik-baik saja.

-ree-

ada yang hilang

kemarin seorang kawan bertanya apakah ada yang ingin aku ceritakan padanya..

ini peristiwa langka, setahun ini aku bahkan sudah lupa apakah aku pernah melakukan hal itu. Maksudku, aku tidak pernah bercerita terlalu panjang dengan orang lain. Hanya sekilas saja, dan itu bagiku bukan curahan hati.
Kadang-kadang aku bingung kapan saatnya memulai untuk bercerita, kapan saatnya aku menghentikan cerita teman-teman dan berteriak "Aku ingin cerita" tapi akhirnya aku sadar sendiri, toh aku tidak mengerti apa yang seharusnya kuceritakan. Jadi kubiarkan saja mereka bercerita dan aku hanya bisa bercerita lewat tulisan, bukan manusia yang terkadang bisa memberi komentar.

Kupikir aku harus segera mengubah ini, kupikir aku harus mulai bercerita, entah dengan siapa, dan aku harus segera menemukannya..

curhat

Entah ini kali keberapa saya kehilangan ke-akuan saya. Bingung. Saya merasa dipaksa untuk cepat dewasa dengan apa yang saya jalani sekarang ini. Ya, I’m 17 going to 18 dan sudah menduduki bangku kuliah semester 3, yang menjadikan saya dipanggil ‘adik’ oleh beberapa teman-teman seangkatan.

Tidak menyalahkan siapapun, tetapi saya merasa sangat sering kelelahan dengan semua ini. Saya ingin lebih kosong, tidak dipenuhi pertanyaan bagaimana caranya saya bisa selamat di banyak tempat. Tetap bisa menjadi diri saya walaupun saya harus berkutat dengan banyak jurnal praktikum dan tugas-tugas di tempat lain yang memang menjadi tanggung jawab saya.

Kali saya menulis ini belum memasuki masa perkuliahan. Saya belum bisa memastikan akan seperti apa hidup saya jika sudah mulai kuliah. Padat. Ini satu-satunya gambaran saya. Bisakah saya menghadapinya? Mulut saya mengatakan ‘bisa’ tetapi hati kecil saya perlahan-lahan mengikisnya, saya lupa memperhitungkan satu hal. Jarak. Memakan waktu juga memakan tenaga. Hal yang membuat salah satu rekan saya harus hengkang dari bidang yang amat sanagt dia gemari. Lalu bagaimana dengan saya? Ingin sekali saya mengulang saat-saat pengambilan keputusan agar tidak seperti ini jadinya. Kadang-kadang saya mengira diri saya terlalu rakus dalam mengambil pekerjaan. Mau bilang apa, saya ingin mencari pengalaman.

Satu hal yang akhirnya saya sadari di dalam kehidupan saya. Saya kehilangan waktu bersama keluarga yang tinggalnya jauh dari saya, tepatnya saya yang tinggal jauh dari keluarga. Ya, lagi-lagi jarak. Rute hidup saya adalah Karangasem-Bukit-Denpasar-
Bukit-Denpasar-………………………………-Karangasem. Perlu waktu yang lama untuk bisa kembali ke rumah lagi. Karena tidak ingin lelah dan ujungnya sakit. Tetapi sebenarnya saya sangat ingin berlama-lama di rumah. Saya ingat raut kecewa ibu saya ketika saya hanya bisa tinggal di rumah selama satu minggu sedangkan masa libur saya sangat panjang. Sungguh saya merasa bersalah telah membiarkan raut kecewa itu muncul. Sekarang saya menghitung waktu liburan, kurang dari sebulan dan saya masih belum sempat melakukan apa yang saya janjikan kepada ibu saya. Mungkin ibu tidak mempermasalahkan karena tahu kondisi saya, tetapi dalam hati saya merasa sangat bersalah. Kapan lagi saya bisa bersama ibu saya dalam waktu yang lama. Banyak sekali yang sudah dilakukannya untuk saya, bahkan sebelum saya memasuki fase bernama mahasiswa.

Saya ingat omongan adik saya ketika saya pulang ke rumah setelah Ujian Akhir “Liburnya lama ya, lama dong di rumah?” Saya jawab sejujurnya bahwa saya hanya sebentar di rumah dengan alasan saya ada kegiatan di kampus dan tidak mungkin saya bolak-balik Karangasem-Bukit. Dengan ketus dia menjawab “Kok suka sekali menyibukkan diri, kalo libur ya libur.” Saya terdiam. Bahkan saya tidak sempat melihat adik saya berubah dari seorang anak menjadi remaja, yang saya tahu adik saya masih anak kecil dan saya masih tidak terima bahwa kini dia sudah lebih tinggi dari saya –bukan ini intinya- dan sudah menduduki bangku SMA, hingga sekarang ini saya masih saja tidak percaya bahwa saya punya seorang adik yang sudah SMA, sama seperti saya 3 tahun lalu, itulah yang dilalui adik saya sekarang ini. Saat percakapan terakhir itulah saat terlama saya berada di rumah selama menjadi mahasiswa, ya hanya 2 minggu. Dua minggu itu saya bayar dengan membatalkan acara yang ada hubungannya dengan kampus, saat itu memang saya dilema, tetapi saya memang harus memilih dan saat itu saya memilih rumah saya.

Ketika akhirnya dapat berbincang lama dengan ayah. Ternyata uban di rambut ayah semakin banyak, mengapa saya tidak menyadarinya. Ternyata setiap hari ayah merawat kebunnya yang hanya saya kunjungi sekali saja bahkan dipaksa oleh adik saya, tetapi karena merasa terpaksa saya kecelakaan di perjalanan ke kebun baru kita. Sungguh emosi saat itu, saya sempat mengatakan itulah kali pertama dan terakhir saya mengunjungi tempat itu. Walaupun ayah akhirnya tahu saya jatuh setelah sebulan dari peristiwa itu saya jadi menyesal telah mengatakan untuk tidak datang lagi ke tempat itu. Mangingat lepuh kulit ayah, uban yang mulai unjuk rasa, dan sakit yang pernah dilalui ayah, saya merasa bersalah. MUNGKIN SAYA AKAN KESANA LAGI, SUATU SAAT NANTI.

Saya rindu saat kemarin, saat saya belum tinggal jauh dari orang tua saya. Saat kita berempat saling menunggu untuk makan malam bersama-sama. Saat kita berada di rumah Tuhan bersama-sama dan saling mengingATkan agar tidak berisik. Saat natab bersama di hari raya Galungan, membiasu sama-sama saat hari raya Nyepi, dan tidur berempat di kamar ayah. Saya sangat merindukan itu, rindu saat dibangunkan ayah untuk pindah tidur saat terlelap di ruang tipi. Rindu ketika saya digendong karena ketiduran ketika saya masih kecil. Rindu ketika saya membela adik saya saat masih satu sekolah di sekolah dasar. Merindukan masa yang sudah lamaaaaa sekali saya lewati.
Apakah saya sudah bisa dikatakan dewasa? Rasanya belum.SAtu hal yang saya tdak sukai ketika pulang ke kampung adalah sorot aneh yang diperlihatkan kepada saya, sulit mengenal mereka, kalo saja dahulu saya memulainya dengan baik? Entahlah, kesalahan sudah berakar. Kelemahan saya saat itu adalah, saya sanagt sulit memulai di lingkungan baru bila dipertemukan dengan orang yang setipe seperti saya. Entahlah apa namanya yang jelas teman terbaik saya selama pulang adalah mamaaaaaaa.

Kapan saya bisa melihat senyum ketiganya beriringan seiring senyumku dengan semua yang kumiliki sekarang?

Mendengar suara ibu dan adik saya sore ini sungguh membuat saya merasa ada di rumah, walaupun pembicaraan itu hanya berlangsung empat menit karena saya tahu di rumah sedang banyak orang. Walaupun adik saya menyela dengan menanyakan PR-nya kepada saya tetapi saya mengatasiny adengan gaya saya sendiri, sungguh Dik saya tidak kejam sama kamu, saya Cuma pengen kamu berusaha, bukan mengandalkan saya seperti ketika saya mengerjakan PR Biologi dan Matematika kamu.

Bercerita kembali hari ini, setelah bertemu kawan.
Hmmm masa sekolah dulu, masa masih menjadi SISWA. Apa bedanya dengan sekarang? Saya rasa masih sama, masih menuntut ilmu kepada guru yang kini kita sebut sebagi dosen.
Kawan, ketika masih bersama dulu pernahkan berpikir untuk menjadi seperti ini. Memiliki masa depan masing-masing, hidup terpisah dari orang tua, berusaha sendiri membunuh rindu entah dengan kekasih, sahabat, bahkan musuh sekalipun.
Pernah saat kita merajut masa depan bersama, pernahkah terpikir seperti ini.
Kawan, bahkan saya sering melupakan ulang tahun kalian, bahkan saya pernah tidak ingat nama kalian. Padahal hanya setahun berlalu.
Sungguh aku rindu kalian kawan!

es ka pe

SKP?

aPAAN SIH ITU?

Kebenarannya skp tuh kayak imbalan atas apa yang telah kita kerjakan dalam suatu keikutsertaan sebagai panitia.. Hmmmmm bagus sih mekanismenya, tapiiiiiiiiiiiiiiiiii


Ada saja orang ta tahu diri yang memanfaatkan ini untuk mendapat imbalan cuma-cuma alias cuma nebeng nama doank (ngutip dari Kak Indah).Tipe-tipe orang seperti ini masih banyak yang bertebaran di sekitar kita, bahkan mungkin sangat dekat.

"Ada yang mau ikut panitia ini gak????"

Pasti yang daftar banyak...ada kalimat-kalimat mengatur di dalam kertas pendaftaran misalnya "saya mau jadi sie apa aja asal nggak sie acara", menurut saya ini sama saja memperhalus kalimat, "deuh saya nggak mau di bagian yang sibuk-sibuk. maunya yang gampang-gampang aja, yang penting dapet sk atau sertifikat" Jadi tujuan ikut kepanitiaan apa dong????????

Hal ini adalah hal yang cukup memprihatinkan. Kita seharusnya bisa menggunakan kesempatan kita ikut dalam suatu kepanitiaan sebagai ajang untuk melatih diri bersosialisasi dengan orang lain. Kalo loyalitas saja sudah tidak ada, untuk apa? Saat ada undangan rapat banyak sekali penulis skenario yang bertebaran..mulai dari alasan yang biasa aja sampe alasan yang nggak banget.

Balik lagi ke subsi (sie)...menurut saya nggak ada pekerjaan yang gampang, yang bisa kita lakukan sebagai pekerjanya adalah menyederhanakannya agar kita bisa melakukannya dengan baik dan mudah teteapi tetap pada koridor yang ada.

Ayolah...TEMAN-TEMAN kita semua ini sudah besar...nggak perlu lagi di-mandor...

terlalu banyak cerita

aku. sepertinya akan selalu bergelung dengan kisah ini. tentang kehilangan dan tentang sesutatu yang enggan kulupakan. seperti langit kemarin. mendung.

kadangkala ketika risau membimbingku untuk menangis lagi, yang kuharapkan cuma tempat berbagi. sudah lama sekali rasanya aku tidak berbagi pada orang lain.sudah lama tidak menangis di telepon hanya untuk becerita perlakuan orang-orang yang menyakitiku. sudah lama tidak bercerita. kurasa akau terlalu banyak mendengar.awal januari hingga halaman bulan januari sudah menutup, aku tidak berbagi, hanya sedikit cerita di saat aku mendengar orang lain.

titip rindu buat ayah

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm...
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia

Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
(song by :Ebiet G Ade)


*selalu suk amendengar lagu ini. membayangkan betapa semangatnya bapak untuk mendukungku, betapa semangatnya bapak berjuang untuk kami, aku, mama, adik. dan saudara yang sekiranya memerlukan bantuan Bapak.

Bapak selalu bisa menenangkan ketakutanku dan bapak selalu bisa meluruskan jalanku yang melnceng.
Bapak selalu mengajarkan aku tentang menghargai sesuatu, memaafkan, bersyukur, dan tidak sombong.
Bapak,teman diskusi yang selalu kurindukan ketika aku jauh.

catatan di balik diktat

sudah lama tidak berbenah, akhirnya membenahi kamarku dan isi rak buku...

akhirnya kutemukan awal dari puluhan note yang telah tercipta...

ini awal yang tidak seharusnya dia tau..


Hatiku berkabut karenamu. Setiap kita bertemu, kabut dalam hatimu semakin tebal. Karena setiap kali kita bertemu kamu hanya bicara tentangnya dan kabut dalam hatiku semakin menebal. Aku tdak ingin hatiku terlihat oleh mata yang terlanjur melihat orang lain. Aku ingin bicara terus terang padamu. Tapi hati yang penuh kabut ini menyangsikannya. Apakah ia akan terlihat karena kabutnya sudah terlalu tebal. Aku ingin melupakannya saja, namun tidak semudah itu. Karena perkataanmu, perasaanmu, pemikiranmu, senyummu dan tawamu adalah semua yang ada di dalam hati yang penuh kabut itu. Membuatnya lenyap adalah hal yang sangat berat.

Mungkin kita memang sudah disuratkan untuk tidak saling mengetahui hati kita masing-masing. Sementara kamu tidak tahu isi hatiku. Aku juga hanya bisa menerka hatimu. Hanya banyak pertanyaan. Ada apa dengan hatimu yang selalu menunjukkan perasaan tentang dia? aPAKAH aku salah jika hanya terdiam. Sorot matamu membungkam suaraku.

Hingga kini, apaapun yang terjadi padamu. hATIKU yang penuh kabut ini masih terisi penuh olehmu. Menunggumu. Menunggu hatimu terisi olehku.

-ree-

26 September 2008

*ketika harus siap tidak setiap saat melihatmu.

jika memang harus pulang..

sepertinya akan mengambil suatu keputusan yang sangat besar,


iya,

aku memang masih mencari alasan apa yang bisa membuat seperti ini.

Tapi semakin aku cari, aku tidak menemukan apa-apa...

tidak ada alasan, hanya kehilangan sebuah perasaan yang sangat berharga,..


Kehilangan cara untuk mecintai kamu sepenuh hati, kehilangan rasa yang membuat aku berlama-lama denganmu, kehilangan daya tarikmu..


Hingga kini, aku masih tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu,...berusaha menengok ke arahmu...berusaha bertanya tentangmu,,

Tetapi semakin aku mendengar kabar tentangmu, aku jadi semakin sesak. Semakin lelah rasanya jalanku untuk menuju kamu, semakin berat saja langkah ini.


Mengapa harus ada perasaan tidak enak seperti ini. Mengapa harus merasa sangat bersalah padamu, padahal sudah jelas-jelas bahwa kamulah yang membuat aku tersiska, kamu yang ikut andil dalam semester 3 yang berntakan..





jika memang aku harus pulang, aku mungkin tidak kembali padamu. MUNGKIN aku akan kembali sisi yang lain saja,