Senin, 28 Juni 2010

"aku berhitung, karena kamu bukan lagi teman"

Umurku 16 tahun. Mengenalmu 2 tahun lalu karena kita jadi satu kelas. Berteman denganmu karena tak terduga. Menjadi terlihat dekat denganmu juga tidak terduga. Lalu 2 tahun itu apa yang sudah kudapat?



aku berusaha menjadi sosok yang pengertian bagimu, aku harus menjawab semua tanyamu yang juga menjadi pertanyaanku pada diriku sendiri. aku harus selalu bisa menanggapimu ketika kamu tiba-tiba sedih atau ketika pikiranmu sedang melayang-layang.

aku tahu kamu perlu kawan berbagi, aku sangat mengerti bahwa kamu tipe orang yang tidak bisa menyimpan gundahmu sendiri. aku tahu kamu terbiasa dengan perhatian, dan itulah yang kamu harapkan dari teman-teman di sekitarmu. Aku tahu kamu hebat, aku tahu lebih segalanya dariku, tapi aku tidak iri. Aku belajar darimu. Tapi banyak sekali yang kamu nggak tahu tentang aku. 
Banyak sekali hal yang tidak bisa kamu lihat. Banyak hal yang tidak kamu mengerti

Dering telepon yang pertama kali kudengar setelah kita ujian adalah teleponmu. Cuma untuk bertanya apakah soalnya tadi ini, apakah jawabanmu benar, apakah kamu sudah menulis alasan dengan benar.
Dalam hatiku "memangnya yang mengerjakan ujianmu aku???"
Kamu tahu, teman kita. Kamu sudah membuat salah seorang di antara kita menjadi jauuh. Seseorang yang sangat kusayangi.Seseorang yang sangat halus. Dengan menjauhnya dia, aku dan yang lainnya saja sudah mengerti apa yang terjadi. Lalu mengapa kamu juga tetap tidak megerti, seolah meyakinkan dirimu sendiri bahwa bukan kamu penyebab semuanya. Seolah aku, dan yang lainlah yang menyakiti perasaannya. 

Lama sekali.
Aku menunggu untuk kamu berubah. Hampir 1 tahun sejak ketidaknyamananku benar2 terwujud. 
Lalu aku mulai membayangkan saat-saat aku bertengkar denganmu, tapi kuurungkan karena aku lebih memilih diam.Karena kita sudah pernah melalui tahap jujur, tapi kamu tidak pernah menghargai kejujuran yang sudah kuungkapkan. Jadi kuputuskan saja mundur pelan-pelan.
Karena aku sangat tidak nyaman, karena aku malu dengan teman-teman. Karena aku merasakan hal yang sama dengan teman-teman yang bahkan tidak pernah kamu ajak ngobrol. Karena akhirnya kamu terlalu nyaman dengan semua yang sudah menjadi bagian dari DIRIMU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar