Jumat, 16 Juli 2010

mendewasa part 3

Baru saja memenangkan kawan yang terpuruk karena nilainya. Lagi-lagi masalah nilai seperti di kisah 1 dan kisah 2.



Saatnya mengingat kembali apa yang sering saya katakan pada diri saya sendiri ketika saya gagal "Kamu cuma belajar 100 halaman, maka pengetahuanmu mungkin tidak akan lebih dari 100 halaman, malah bisa kurang karena pengaruh lupa, jadi dengan 100 halaman itu kamu akan menghadapi ujian, jadi hasilnya pun akan tidak jauh2 dari 100 halaman, keculai kamuj sangat tidak beruntung. Kalau kamu belajarnya 100 halaman, nggak mungkin akan dapet nilai sejumlah 101 halaman." intinya seberapa kamu menanam segitula yang kamu petik. Ini hanya hukum karma phala yang kata-katanya dimodifikasi.


Saya meinkmati liburan di rumah dengan bermalas-malasan sehingga waktu menjadi kian cepat berlalu. Di sela-sela kegiatan bermalas-malasan ada saja pemberitahuan tentang nilai ujian, seperti yang sudah saya duga ada yang bagus dan ada juga yang jelek, semoga saja nilai D semester ini hanya satu-satunya dan tidak akan ada nilai E *hope. Tapi sebenarnya bukan itu yang saya cari. Saya mencari sebuah pembuktian. Pembuktian agar saya tidak mencari alasan bahwa kegiatan sosial semacam UKM bukanlah penghambat bagi nilai saya yang jatuh. Dan taraaaa, saya menemukan buktinya.

Entahlah, saya nggak bermaksud menilai teman saya ini bodoh atau di rumhnya nggak ada kerjaan, atau malah saya yang menyombongkan diri saya. sama sekali bukan itu maksud sayaa.

Dari beberapa pengumuman nilai, memang yang mendapatkan nilai bagus itu orang-orang dengan kemampuan otak yang tinggi ditambah orang-orang yang sangat sedikit mengikutsertakan badannya dalam kegiatan organisasi besar, paling-paling cuman jadi anggota subsi apaaa gitu, atau yang paling parah pernah menjadi anggota tapi kurang partisipasi dan akhirya memutuskan untuk mengundurkan diri, haaah bukan itu pointnya. Sisanya yang mendapat nilai ngepas sama seperti saya, sebagian juga sebenarnya nggak terlalu banyak aktivitas berarti *menurut kaca mata saya..maaf kalo salah.* Tapi akhirnya nilainya juga sama kaya saya, yang juga punya kegiatan di luar kampus yang cukup menyita EMOSI JIWA dan RAGA. Ini semakin menguatkan saya bahwa, nggak ada yang sala dengan kegiatan di luar kuliah, toh juga nggak punya andil yang terlalu besar dalam keterpurukan nilai seseorang. Hal ini pernah saya alami setahun lalu di semester kedua, saat itu kegiatan sedang padat-padatnya dan taraaa IPK saya justru naik. Jadi seperti kata temen saya di ruma aka beberapa hari yang lalu "Ikut ato nggak ikut organisasi, nilaiku tetep segini-segini aja" .

Jadi mengutip status salah seorang temen di jejaring sosial facebook "Aku akan buktikan" Iya caranya dengan kembali memanage waktu dan porsi belajar dengan benar, KLISE tapi sebenarnya inila gerbang menuju hidup yang lebih baik. Oke boleh saja temen saya yang pinter nggak usah repot-repot ngatur beginian karena mereka memng pinter dan mereka cuma kuliah ORIENTED, tapi mereka nggak punya apa yang saya punya, PENGALAMAN BERHARGA hitup dengan banyak kepala dan menyelesaikan sesuatu sendiri dengan tetap menghormati banyak sudut pandang. Mungkin saya tidak seberuntung mereka diberkati otak bagus dan selalu dapet nilai bagus, tapi tiap orang membawa keberuntungannya masing-masing, tinggal kapan kita mensyukurinya, kurasa semua moment bisa disebut keberuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar