Senin, 05 Juli 2010

mendewasa part 1



Tanggal 2-4 Juli saya melewati masa yang disebut Musyawarah Kerja Anggota Persma Akademika Universitas Udayana.




Ini adalah saat terpenting dalam hidup saya. Musker membuat pola pikir saya berubah. Meskipun hanya tiga hari, waktu yang singkat. Hal yang bisa kudapat dari musker adalah, bagaimana mengayomi seorang adik, dan bagaimana berpikir realistis.

Saya mengikuti Musker dengan berbagai tekanan, mulai dari rasa bersalah yang sangat besar karena merasa tidak becus menjadi PJS KU/PU. Bagaimana pun, akademika menjadi sensasional ketika Sekum mengundurkan diri 2 hari menjelang Musker, LUCU. Dan malamnya disambung dengan sms seorang adik yang juga menyatakan mundur. Semua bermula dari gembok karatan yang dibuka dengan paksa oleh seorang pimpinan yang terlebih dahulu. Dengar-dengar dari alumni, ini adalah kali pertama seorang PU mengundurkan diri dari jabatannya, dan yang lebih spektakuler 12 hari sebelum Musker berlangsung.




Oke, mungkin disini ceritanya bukan itu, tapi tentang sebuah pencerahan dari seorang Kepala Jurusan yang dahulu saya nilai sebagai makhluk paling kejam di Jurusan saya.Farmasi. Bagaimana tidak beliau menyesuaikan kurikulum dan sialnya otak saya mungkin nggak bisa konek sama materi kuliah yang menurut saya PARAH. Materinya ALIEN sekali.




Hari ini satu kelas ngobrol dengan beliau, dan heey, ternyata beliau baik sekali . Mungkin caranya yang agak keras.


Saya kembali teringat dengan pesan kedua orang tua saya, bahwa saya disekolahkan di jenjang S1 untuk dapat berguna di masyarakat, jadi ikuti saja kuliahmu, pahami dengan baik, dan aplikasikan di masyarakat. Lalu saya ingat prinsip saya setiap menghadapi ujian KERJAKAN SAJA SEMAMPUMU, itu prinsip saya makanya saya agak segan kalo nyontek. Tapi prinsip itu perlahan mulai tergoyahkan ketika melihat teman-teman sangat lihai dalam memanfaatkan segala cara dalam ujian, dan taraaa kebanyakan berhasil tapi ada juga yang gagal. Saya menjadi tekanan batin ketika IPK saya mulai dibanding2kan. Padahal dalam hati saya bilang "TOLOL, dirimu sendiri juga tau kalo kemampuanmu nggak sebesar itu".



Bersambung......











Tidak ada komentar:

Posting Komentar