Jumat, 19 Februari 2010

catatan di balik diktat

sudah lama tidak berbenah, akhirnya membenahi kamarku dan isi rak buku...

akhirnya kutemukan awal dari puluhan note yang telah tercipta...

ini awal yang tidak seharusnya dia tau..


Hatiku berkabut karenamu. Setiap kita bertemu, kabut dalam hatimu semakin tebal. Karena setiap kali kita bertemu kamu hanya bicara tentangnya dan kabut dalam hatiku semakin menebal. Aku tdak ingin hatiku terlihat oleh mata yang terlanjur melihat orang lain. Aku ingin bicara terus terang padamu. Tapi hati yang penuh kabut ini menyangsikannya. Apakah ia akan terlihat karena kabutnya sudah terlalu tebal. Aku ingin melupakannya saja, namun tidak semudah itu. Karena perkataanmu, perasaanmu, pemikiranmu, senyummu dan tawamu adalah semua yang ada di dalam hati yang penuh kabut itu. Membuatnya lenyap adalah hal yang sangat berat.

Mungkin kita memang sudah disuratkan untuk tidak saling mengetahui hati kita masing-masing. Sementara kamu tidak tahu isi hatiku. Aku juga hanya bisa menerka hatimu. Hanya banyak pertanyaan. Ada apa dengan hatimu yang selalu menunjukkan perasaan tentang dia? aPAKAH aku salah jika hanya terdiam. Sorot matamu membungkam suaraku.

Hingga kini, apaapun yang terjadi padamu. hATIKU yang penuh kabut ini masih terisi penuh olehmu. Menunggumu. Menunggu hatimu terisi olehku.

-ree-

26 September 2008

*ketika harus siap tidak setiap saat melihatmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar