Senin, 02 Agustus 2010

Romantis Tragis

Ini kusebut sebagai fase romantis tragis di dalam hidupku.


Aku sering jatuh cinta tiba-tiba pada orang yang terduga, tapi akan ada kesempatan untuk orang yang sangat spesial untuk menduduki ruang perasaanku bertahun-tahun lamanya. Aku menyadari itu, ketika aku mulai jatuh cinta untuk pertama kalinya di bangku SMP. Sebut saja dia Dwi, perasaan yang lebih itu bertahan hingga aku duduk di bangku SMA, meski tak pernah kuungkapkan tapi aku cukup senang. maksud cukup disini di luar perasaan kecewa karena dia hanya menganggap aku teman biasa dan lebih memilih temanku ketimbang aku yang selalu peduli dengannya *owke, dulu saya perhitungan sekali dengan jasa.




Setelah peristiwa gebetan direbut temen itu, aku sering sekali merasakan sensasi berbeda ketika bertemu laki-laki, kuanggap ini pengaruh dari masa puber, nggak terlalu serius lah. Akhirnya pada tahun kedua aku menduduki masa SMA seseorang yang mampu membuat aku nyaman kutemukan, sayangnya aku harus menerima bahwa laki-laki ini telah memiliki pasangan, kurasa ini episode yang tidak terlalu sakit, karena sebenarnya prioritasku bukan ini. Jadi kulupakan saja masa tebar pesona nggak jelas sana sini, dan lebih memilih berkutat dengan buku dan perteman serta hubungan gantung yang sering kujalani. Menggantung karena aku yang tidak mau menegaskan kepada laki-laki itu apa yang kumau dari hubungan kita *doooh sok banget seeh saya jadi cewek.


Masa SMA tahun terakhir menjadi tahun terindah dalam hidupku. Aku memiliki teman yang sangat pengertian, banyak sahabat, temen yang bisa membuatku tertawa berhari-hari mengingat tingkah konyol mereka. Dan, akhirnya aku sadar bahwa ini tidak akan selamanya, bahwa kami punya masa depan masing-masing, bahwa kami hidup di kota kecil paling timur yag tidak memungkinkan kami untuk bedol desa sekolah di satu almamater atau paling tidak memiliki agenda bulanan untuk sekedar ngobrol. Kami akan tersebar di segala penjuru, bahkan mungkin akan ada ke luar pulau. Aku sadar betul tentang hal ini, aku akan punya teman lain di universitas, begitu juga teman2ku di sekolah ini, di kelas ini.


Aku tipe yang dominan pendiam, tapi bisa menjadi sangat cerewet ketika berada bersama orang terdekat seperti sahabat dan pacar. Intinya, aku pendiam dan cerewet tergantung situasi dan kondisi. Aksi pendiamku tersalurkan ketika aku tidak puas dengan sesuatu hal atau ketidakpuasan terhadap seseorang. Ini terjadi seumur pergaulanku sama orang, bahkan sahabtku sekalipun *jangan ditiru. 


Memasuki dunia yang namanya KULIAH, bakat pendiam ini semakin menjadi. Mendapatkan tidak banyak kawan di jurusan, karena memang angkatanku tergolong angkatan keluarga kecil tak bahagia tapi berusaha bahagia. Meski begitu aku tetep punya kawan akrab, istilah temen2 cowok nge-geng atau ngeblok, padahal sebenarnya niatku bukan itu. Gak masalah kan kalo kita tetep berbaur, tapi kita punya tingkatan temen yang lebih deket dan lebih jauh, nggak suka aja kalo kemana2 kaya rombongan mau arisan *banyak orang a.k.a lebih dari lima. 


Bertemy kawan baru menyenangkan, ketika semuanya berjalan dengan lancar dan satu sama lain mulai memiliki kedekatan emosional. Saat inilah aku mempelajari karakter teman-temanku. Di awal semuanya terasa manis seperti madu *aiiih seperti kisah cinta-cintaan saja. Namun belakangan ada beberapa kendala yang mulai nampak. Aku dan mungkin kebanyakan teman memiliki tingkat kesabaran dan emosi yang dipengaruhi oleh pressure dari luar yang salah satunya merupakan CAPEK karena kuliah dan praktikum. Ini sangaaaat wajar, ketika seseorang menjadi lebih emosional dari sebelumnya, bahkan bisa berubah menjadi tempramental. 


Tahun pertama kuliah merupakan masa transisi dari isi kepalaku, perubahan dari gadis remaja yang masih suka manja ke gadis mandiri yang harus kuat menghadapi hidup. Bukan apa2 3 tingkat (Lulus, Kerja, Nikah) lagi kalo beruntung, aku mungkin akan berumah-tangga. Jadi bolehlah belajar dari awal untuk menjadi gadis yang 'agak' mandiri. Tahun pertama itu pula aku banyak bertemu orang-orang dengan karakter baru, aku menemukan sahabat lamaku kembali padaku tapi sialnya aku malah jatuh cinta padanya. Aku menemukan teman yang kupunya saat itu tidak sebaik yang kubayangkan *egoisnya minta ampun. 


Hmmm postingan ini akan membosankan jika kulanjutkan. 


bersambung dulu disini, sebentar lagi menyusul tentang si cowok dan banyak temen yang mengejutkan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar