Minggu, 27 Februari 2011

"marah itu wajar kok"


Aku lagi buntu masalah tugas, :) jadi niat posting di blog lebih besar ketimbang bikin tugas, ampuni sayaa pak dosen. 

Postingan kali ini perihal apa ya, di setiap jejaring sosial selalu aja ada peperangan, yang semi terbuka, atau bahkan keterlaluan terbuka. :(  Tapi aku lagi nggak peduli sih soal itu, biarkanlah mereka yang menyelesaikan semuanya, toh juga beberapa dari mereka aku nggak kenal. :) 
Lalu, kali ini saya mau posting tentaaaang....dubidubidam. DENDAM, MARAH, dan CINTA. hohoho. Apa itu?

Menurut sumber dendam merupakan "buah dari kemarahan; sedangkan letak dari kekuatan marah adalah hati. Marah adalah mendidihnya darah hati untuk menuntut hukuman. Arti dendam ialah apabila hati selalu merasa berat dan benci; sedangkan perasaan tersebut langgeng dan tetap"

Kalimat di atas lumayan sulit diterima oleh otakku yang sudah mulai penat, menurutku dendam itu simpanan kemarahan yang dipendam lama, dan selalu bersisa ketika melihat sosok orang yang dimaksud. (kok jadi berat juga bahasanya).
 Seperti info di atas, dendam itu berawal dari marah. Marah adalah tabiat dari manusia, bukannya dilarang untuk marah, namun alangkah baiknya untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. menahan marah bukan merupakan pekerjaan yang gampang tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat. Setiap orang pasti pernah marah, karena marah adalah manusiawi. Marah adalah bumbu, tapi benar-benar butuh sabar Siapapun di antara kita pernah marah. Marah adalah keputusan Anda. Sebagian orang mengatakan manusiawi, karena Marah adalah bagian dari kehidupan kita. Rasa marah adalah ekspresi yang keluar dari perasaan sakit, takut, dan frustasi. (Dr. Phil).

Kemarahan adalah ungkapan kecerdasan emosi dan spiritual seseorang. Bila ada orang yang membuat kita marah, tentu ada alasan tertentu di balik perbuatannya itu - sengaja maupun tidak disengaja. Dan biasanya ekspresi kemarahan kita sedikit banyak dipengaruhi oleh persepsi kita sendiri tentang alasan di balik perbuatan orang itu. Ledakan emosi kita seketika terpicu saat kita menganggap ada unsur kesengajaan dalam perbuatan yang membuat kita marah itu. Kenapa? Seketika itu juga sekian aspek bersemrawutan dalam pikiran kita, mempengaruhi kualitas ekspresi kemarahan kita; eksistensi, harga diri, martabat, bahkan ideologi dan keimanan kita. Segala hal tersebut  tiba-tiba menjadi sasaran praduga dan menjadi sangat haus akan penjelasan dan klarifikasi. Ketidakmampuan kita dalam meredam dan mengendalikan proses praduga inilah yang sering membuat kita terjebak dalam mengekspresikan kemarahan kita. Di sini juga karakter seseorang mendapat penilaiannya; apakah kita termasuk orang yang mampu atau tidak dalam mengendalikan emosi kita, atau justru sebaliknya.

Sepertinya postingan ini harus kutujukan pada diriku sendiri, kan aku tipe cepet marah.  Aku mulai belajar sesuatu dari penjelasan di atas. Sebenarnya orang marah pasti ada pemicunya, salah satu pemicunya ya mungkin temen, sahabat, atau bahkan pacar. Marah karena komentar, itu juga bisa terjadi. 

***
Marah karena komentar 
"Kalo kamu marah aku komentar, nggak usah menunjukkan hal-hal yang memancing aku untuk komentar. Kamu marah aku komentar, tapi kamu sendiri nggak perbaiki!!" 
Rasanya aku pernah ngomong semacam ini ke seorang teman, entah temen kampus ato temen SMA, yang jelas dia adalah seorang temaaaan. :) 

Heeey kamu, mungkin kamu memang tidak suka aku komentar, tapi aku mengomentari apa yang layak kukomentari. Kalo memang kamu beneran alay lebay nggak jelas yaah nggak usah marah kalo aku komentar "alay banget sih kamu", kalo setelah itu kamu berubah dan aku masih komentar, berarti aku yang stupid. :)   

Intinya : Jangan suka mancing-mancing komentar orang kalo memang ngga suka dikomentari. Ato kalo bahasa yang sering di tipi :  pakelah baju yang sopan biar cowo-cowo iseng berhenti godain kamu (cetaaak). 

Marah sama pacar 

Ini sepertinya sudah dipastikan pasti kejadian di setiap komitmen, dan ini banyak sebabnya. Kalo ada temenku yang berantem sama pacarnya home fesbuk saya penuh sama ungkapan-ungkapan yang nyerempet ke arah pertengkaran (menurut saya), tapi itu wajar-wajar aja sih menurutku, mungkin itu suatu bentuk ekspresi aja, asal nggak perang terbuka aja di fesbuk ato twitter, menurutku nggak masalah. Aku sendiri sering mengungkap cacian di dunia maya ( aah, kok gw nyambung2in) Cuman, aku suka senyum-senyum sendiri aja kalo baca post teman-teman (jangan lempar sendal plissss), yaaah seperti bencinya udah nyampe ubun-ubun, padahal dulu waktu masih damai rasanya cinta-cintaan melulu postingannya (kali ini aku disambit pake golok). Yaah, namanya pribadi orang, aku cuman sebagai pengamat dan sekaligus tersangka yang juga pernah melakukan hal demikian. Namanya lagi marah, sodara sendiri bisa digorok (berita di tipi). 

Sayangnya aku ini bukanlah seorang angel tanpa cela. Aku malah sering banget marah, melontarkan cacian sama orang, dan bahkan sindir-sindiran nggak sehat di jejaring sosial. Aku sadar itu.  Marah itu wajar lah, sebagai tanda bahwa manusia masih punya perasaan dan bisa menggunakannya. Tidak ada yang salah dengan marah, yang penting sebabnya jelas dan pelampiasannya tidak ke arah negatif.


Okeeeh, karena aku mengalami kebuntuan lagi, sekian dulu deh postingannya. Bubye _ree_


 


2 komentar:

  1. hehe..betul sekali, marah adalah sesuatu yang manusiawi...sekali-sekali marah its okelah...utk mengeluarkan uneg2 dan emosi. tapi kalau marah-marah di jejaring sosial memang lebih banyak ruginya lho... :-)

    BalasHapus
  2. iya mbak, kadang2 malah marah2 di jejaring sosial itu nambah masalah.

    BalasHapus