Rabu, 23 Februari 2011

inspirasi datang dari mana saja

Ini udah hari kesekian meninggalnya om ganteng Adjie Masaid :(  hiks. terharuu. Di tipi masih aja wara-wiri wajahnya mbak Anggie yang woooaaa, kupikir cinta seperti inilah yang diperlukan setiap orang. 
Keanu. yap anak ini yang memberiku inspirasi. Setiap ngeliat dia di tipi, ini air mata nggak bisa dibendung lagi. Kasihan, dan ngangenin banget, meski aku nggak pernah menjalin komunikasi sama dia. tapi great, dengan ngeliat foto dia sama papanya yang dekeeet banget aku jadi punya banyak inspirasi buat nulis. 
***
Yang kurasakan ketika itu adalah perasaan mencari. Aku merasa ada yang hilang tapi aku tak tahu pasti, aku merasakan keberadaannya tapi aku tidak bisa menemukan sosoknya sejak kemarin, padahal aku ingin sekali melihat senyumnya.  

Jika bisa dibahasakan mungkin si Keanu ini lagi pengen banget ngomong gini. Sayangnya manusia nggak ada yang bisa menerjemahkan bahasa bayi dengan akurat. Orang-orang di sekeliling si bayi mungkin cuma menebak-nebak aja, kalo beruntung tebakannya tepat, kalo belum berarti harus coba lagi. Dan orang yang beruntung itu biasanya seorang ibu, yang telah berjuang demi keberadaan sang anak di dunia. 

Melihat dari sisi Mbak Anggie sendiri, siapa sih yang akan cepat pulih dan tegar jika mendapat cobaan seperti beliau. Kehilangan orang yang paling dicintai, dan bahkan sudah disebut belahan jiwa. Aku termasuk followernya Mbak Anggie di jejaring sosial twitter, membaca tweet2 beliau pasca meninggalnya sang suami rasanya gimanaaa gitu. Postingan itu murni dari dalam hati, bahwa sebuah pukulan berat untuk beliau kehilangan suami di usia pernikahan yang belum genap 2 tahun. 

Ini pengandaian, jika aku ada dalam posisi itu (Tuhan semoga aja enggak kejadian ya, kalopun kejadiaan izinkan aku bersiap2) mungkin aku akan sama sedihnya. Mungkin diperlukan waktu yang sangat lama untuk ikhlas, mungkin aku akan gila, atau bahkan mungkin aku juga akan berpikiran sempit. 

" Sayang, aku mencintaimu itu pasti. jangan pernah ragukan itu. Hanya saja, aku mungkin terlalu egois, mungkin aku lupa bahwa kita sama-sama milik Tuhan. Aku tak pernah sepenuhnya memiliki, dan kamu juga tak pernah sepenuhnya memiliku. Maaf, mungkin kamu belum bisa tenang, karena aku yang tak kunjung ikhlas, karena aku terlalu mencintaimu, dan aku terlalu sulit untuk menerima kenyataan bahwa mulai hari ini, esok, dan seterusnya aku tidak dapat lagi melihatmu, merasakan lembutnya belaianmu di kepalaku, merasakan betapa merdunya sapamu ketika pagi menjelang, merasakan kasihmu padaku. dan merasakan sakitnya jika kamu bungkam padaku." 

Mungkin terkesan sangat mellow dan cengeng, tapi bukankah kehilangan itu memang haru dan cengeng. 
***
Lalu inspirasi lain datang ketika mengingat kembali kasus si Ariel sama Luna Maya yang sempat dikomen2 sama psikolog. 
"Cinta itu buta, tapi tidak bodoh"

Beberapa dari kita mungkin pernah merasa sangat tolol ketika sedang jatuh cinta sama orang. Kita sudah tau itu merupakan imbas dari Cinta, orang-orang sering menyebutnya buta karena cinta. Tapi, meskipun si pelaku sudah sangat paham dan menelaah bahwa dia terlihat bodoh atau merasa bodoh, tetap saja ia bertahan. Tetap saja rasanya sulit melepaskan diri dari orang yang kita cintai, itu karena si pelaku sendiri yang enggan. 

Ada saja issue yang berkembang perihal bertahannya Luna Maya di sisi Ariel, bahwa Luna masih perlu perlindungan Ariel agar tidak dijerat oleh hukum. Meskipun aku nggak tau apa yang benar dan apa yang salah, aku hanya mengambil dari sisi positifnya saja. Mungkin memang Luna ingin bertahan, mungkin memang karena rasa sayangnya, karena akan konyol meninggalkan kekasih ketika masalah mendera lalu kembali ketika masalah sudah terselesaikan. EGOIS. 

***
 Lagi-lagi, televisi memberi banyak sekali inspirasi. Kemarin aku melihat berita di televisi merah. Perihal seorang nenek yang didakwa karena mencuri jagung. Hal yang membuatku sedih adalah, sang nenek dilaporkan oleh anaknya sendiri. Memang benar nenek ini mengambil jagung anaknya untuk dijual, karena tidak punya uang. Tetapi kejadian ini sungguh ironis, apalagi ketika nenek itu diwawancara, kalo tidak salah terjemahannya 

"Saya membesarkan dia dari kecil hingga dewasa. Saya biayai sekolahnya hingga lulus, sekarang ini balasannya ke saya......

Seorang anak hendaknya bertanggungjawab terhadapa orang tuanya ketika orang tuanya sudah tidak sanggup menafkahi diri sendiri.

"Kasih ibu, kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia" 

Mungkin lagu ini disalahartikan oleh si anak tadi. Memang benar, tak mengharap imbalan, tapi setidaknya manusia punya nurani. 

 .....................bersambung deh..............

_ree _

Tidak ada komentar:

Posting Komentar