Kamis, 24 Februari 2011

"siapa sih yang peduli sama tulisan ini"

Ini hasil pembicaraan soreku  dengan seorang teman di jejaring sosial fesbuk. 

"emangnya ada yang peduli"
  
Lagi-lagi ini adalah hal yang tersirat ketika aku melihat notes yang sering kubawa ke kampus sejak semester ini. :)

 Aku menulis "Karma itu ada, dan akan kutunggui dagu yang tinggi itu turun, bukan perlahan tapi seketika" 

Entahlah pikiran macem apa yang merasukiku ketika menulisnya tadi pagi ketika dosen itu menjelaskan dengan nada suara yang sangat pelan dan aku ketinggalan untuk mencuri dengar.

Aku menyadari aku menyimpan sebuah dendam yang  rasanya tidak seharusnya kusimpan begitu lama karena kejadian yang sudah usang. Dendam itu menyakitkan, oleh karena itu kupalingkan saja mukaku dari tulisanku kembali ke wajah ibu dosen yang lumayan cantik tapi tetap bikin aku nggak bisa nahan ngantuk. 

***

"WHO CARES WHEN I HURT" 

Kata dosen tadi, pasien (manusia) punya karakterisitik yang unik dan setiap orang berbeda-beda. Katanya,tiap orang punya  ambang nyeri tersendiri yang nantinya mempengaruhi dirinya sendiri untuk bilang dia nyeri atau tidak. Sama halnya dengan perasaan, setiap orang punya caranya sendiri untuk hidup. Aku hidup sudah hampir 20 tahun dan ada banyak karakter manusia yang sering kutemui. Ada yang sangat tertutup dengan perasaanya ada yang bahkan terlalu terbuka tentang perasaannya. Lalu, memangnya siapa yang peduli dengan karakter yang demikian, bukankah sikap manusia itu sering seperti sistem imun non-spesifik. Perlu ada usikan terlebih dahulu baru kemudian melibatkan memori, bahwa ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan. 


Aku mulai belajar mengerti teman sejak masuk sekolah menengah pertama. Bahwa manusia itu memiliki karakter yang sangat kompleks. Ada senang sekali bicara dan membicarakan apa yang dia suka dan apa yang ia tidak suka. Ada yang lebih senang menabung satu teman untuk diajak bercerita semuanya, dan lebih tertutup dengan teman yang lain. Ada yang bahkan tidak bisa mengkomunikasikan diri tentang apa yang dia mau, kadang-kadang dia malah seperti orang yang sangat cengeng atau bahkan sering dipandang aneh, karena lawan bicaranya tidak pernaha mengerti apa yang ia maksud. Ada yang suka main sindir-sindiran jika emosinya sedang meluap karena sesuatu hal. Ada yang hidupnya terkesan santai tak ada masalah, padahal sebenarnya ia menyimpan kerapuhan. Ada orang yang kadang-kadang tidak bisa menggunakan bahasa dengan baik. Dan ada banyak lagi karakter orang. Masing-masing sikap bisa saja bergabung di tubuh satu orang. 

Lalu, WHO CARES?
Susah lho harus memperhatikan semua orang yang ada di lingkup sosial kita. Tapi perasaan dan logika manusia biasanya lebih pintar dari yang dibayangkan. Memory, mereka menuntun manusia untuk lebih menghargai sesamanya, bertemankan dengan ETIKA yang baik, pengendalian diri yang baik, dan kemampuan menempatkan diri dengan bertanya "Andai aku jadi Dia" 

Sekali lagi, siapa sih peduli sama tulisan sok pintar ini? 

_ree_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar