Minggu, 30 Januari 2011

"Itu bukan Buaya, Itu Iguana"

"rumah matahari dimana lara dan juga cinta bersemi, sepanjang tahun, bulan dan hari syukuri apa yang kau dapati, mari bergembira juga bernyanyi hingga tidur matahari"
 ***
Lagu itu dinyayikan dengan riang oleh anak-anak di rumah matahari. Settingan film UNTUK RENA yang kutonton lebih dari dua kali, dan tetap film itu memberi banyak pesan yang berharga. 
  Untuk Rena, film keluarga ini disutradarai oleh Riri Reza di bawah naungan Miles Production , aaah saya jadi teringat Petualangan Sherina. Film ini dirilis di pasaran pada tahun 2006
 Film ini memberikan warna kehangatan keluarga yang berbeda dengan ide cerita yang menarik. Tentang seorang Rena, gadis cilik yang menjadi panutan di antara adik-adiknya di rumah Matahari, sebuah rumah yang menampung anak-anak yatim piatu. Rena, yang diperankan oleh Maudy Ayunda beracting cukup apik meski ia merupakan pendatang baru dalam dunia perfilman kala itu. 
Rena, yang terbiasa bersama dengan adik-adiknya di rumah matahari merasa sangat kecewa ketika satu-per-satu adiknya diadopsi oleh keluarga yang tidak memiliki keturunan, hal ini membuat ia menghalalkan segala cara agar ia tidak kehilangan adiknya lagi, usaha terakhir yang ia lakukan bersama teman se-gengnya adalah dengan mengacaukan pertunjukan menyanyi di depan calon orang tua, ia dibantu adik kesayangannya HAMDANI yang diperankan oleh Raja Khalil Gibran *sumpah susah banget nemu profilnya* Hamdani melepas hamster peliharaannya di tengah kerumunan dan ada  berteriak "Tikuuuuus". Sontak paduan suara anak-anak itu menjadi kacau, salah seorang anak melompat ke arah calon orang tua, namanya Nana. Akhirnya karena peristiwa itu Nana-lah yang diadopsi setelah beberapa hari berlalu. 
Rena semakin kecewa, di tengah kekecewaannya datanglah seorang pria bernama Yudha (Surya Saputra) yang tiba-tiba sangat sering berkunjung ke rumah matahari dan menjalin kedekatan dengan anak-anak di rumah itu. Awalnya Rena mengadakan penolakan dengan sosok Om Yudha ini, Rena curiga akan ada adiknya yang diambil lagi, terutama Hamdani, karena Hamdani paling bungsu dan tentu saja paling menggemaskan.
Waktu berlalu, Om Yudha mampu mengambil hati Rena. Mereka jadi akrab dan seringmenghabiskan waktu bersama, tetapi ketika kenyataan memberi tahu Rena bahwa Om Yudha adalah ayah kandungnya. Kecewa yang besar menyelimuti Rena, dia tidak dapat menerima Yudha begitu saja, karena Yudha membuatnya menunggu. *selanjutnya tonton aja sendiri*
***
Untuk Rena, ngajarin aku banyak hal. Terutama pentingnya menjaga kebersamaan dengan keluarga. Keluarga disini bisa diganti dengan TEMAAAAAN. Sikap Rena yang nakal hanya sebuah upaya mempertahankan kebersamaan yang telah ia miliki.Ia tidak akan rela kehilangan adiknya satu demi satu meskipun demi pasangan yang tidak memiliki keturunan, karena itu berarti kebahagiaannya juga akan terenggut. Kebersamaan yang telah ia miliki selama ini akan hilang, karena ada yang hilang. Pesan lain yang aku dapet dari nonton film ini adalah, orang tua tetaplah orang tua, sejauh apapun usaha mereka untuk menghindar, mereka tetap orang tua kita. Mungkin perumpamaan ini sedikit agak aneh,mengingat biasanya seorang anaklah yang sering meninggalkan orang tua mereka, tapi dalam hal ini berlaku sebaliknya. 
Untuk Rena juga ngajarin aku bagaimana caranya bertanggung jawab atas semua kesalahan yang pernah kita perbuat, bahwa menghindari masalah bukan cara terbaik dalam hidup. Karena masalah yang kita hindari akan terus membayang-bayangi kita, menuntut untuk diselesaikan. 
Pesan yang paling aku tangkep dari film ini adalah, "ANAK KECIL ITU POLOS SEKALI" 
Aku langsung jatuh cinta pada sosok Hamdani di film ini, mungkin usianya baru 5 tahun, dan dia sangat menggemaskan. Apalagi di adegan-adegan terakhir ketika Rena sudah kembali bersama Yudha, ketika dia mengacau nyayian dengan IGUANA. Seseorang berteriak "Buaaayaaaa", lalu dia bilang "Itu bukan buaya, itu iguana" Menggemaskan sekali, dan aku berusaha mencari profil anak itu hingga sekarang. Aaah, mungkin dia ditakdirkan hanya terkenal sesaat saja, dan karena pengaruh nama aslinya yang nyerempet penyair terkenal dunia, jadi aku selalu gagal mendapatkan profil lengkapnya. Ooooh Hamdaniii. :(
Yaaks, inilah wajah si pemeran Rena setelah beberapa tahun berlalu. Tampak lebih rapih dan dewasa. Aah saya jadi ngefans sama si Maudy ini hehehe... :)
Film sejenis Untuk Rena ini sangat berguna untuk menggugah hati penontonnya, pesannya tersirat tapi membuat tersentuh, dan tentunya film ini lebih baik ditonton sama anak kecil, biar mereka ngga terjerumus. Aku sangat miris ketika kemarin jalan-jalan wisata kuliner, menemukan anak balita nonton pelem horornya si DP. Disamping karena aku sendiri penakut sehingga say big nooooo buat pelem horor, aku juga ngerasa prihatin sama tontonan anak jaman sekarang. Jadiiii, bapak produseeeer banyakin dong bikin pelem anak-anak yang mendidik seperti ini, seperti LASKAR PELANG, KING, dan lain-lain. 
_ree_

3 komentar:

  1. Aku belum nonton pilem ini..
    hahahaha...
    jadi gag taw ceritanya kayak apa... :p

    BalasHapus
  2. ya ampuun bebek, ini pelem udah taon 2006...hehhe
    ta kasi ja kamu pelemnya ya.

    BalasHapus
  3. sekarang pun aku cari Hamdani susah banget :)

    hehe padahal penasaran udah gedenya kaya gimana

    BalasHapus